Sunday, 3 May 2015

Bagaimana Menyentuh Hati: Rintangan Dakwah

Permasalahan yang menghadang seorang da’i di tengah medan dakwah adalah permasalahan yang muncul dari dalam dirinya, padahal orang yang tidak memiliki sesuatu tidak akan bisa memberikan sesuatu tersebut. Seseorang yang tidak memiliki kunci, maka sulit baginya untuk masuk. Manusia yang hatinya terkunci sehingga sulit dimasuki oleh dakwah, bagaikan brankas besar yang sebenarnya dapat dibuka hanya dengan kunci yang kecil. Demikianlah persoalannya, yang sesungguhnya kembali kepada diri sang da’i itu sendiri, yakni berkaitan dengan potensi dirinya secara ruhiah, di samping kecakapannya untuk membuat program, serta ketahanan dalam mewujudkannya.

Oleh karenanya, seorang da’i hendaklah memperhatikan celah-celah kebaikan yang ada pada orang lain kemudian memupuknya, sehingga celah-celah keburukan yang ada padanya tersingkir dan ia mau bangkit berdiri melangkah di jalan Islam.


Tugas seorang da’i seperti tugas seorang pengajar dan dokter yang akan memberikan obat sesuai dengan penyakit yang diderita oleh pasiennya. Tidak masuk akal kalau semua pasien diberi obat yang sama, karena penyakit mereka tentu berbeda-beda satu sama lain.

Pengajar dan doktor adalah da’i yang paling berjaya, jika mereka bersedia melakukan pekerjaan itu dengan didasari keimanan kepada Allah dan untuk menegakkan agama-Nya. Didasari oleh alasan inilah, para misionaris dalam memerangi dunia Islam memusatkan perhatian mereka pada universitas-universitas dan rumah sakit-rumah sakit, serta menyalurkan berbagai bentuk bantuan.

Tugas pengajar adalah menghayati hati dan pola pemikiran siswa, lalu membimbing mereka sedikit demi sedikit, sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana, sedangkan tugas dokter adalah menghapus penderitaan pasien dengan kata-kata yang dipenuhi keimanan dan memberikan obat yang sesuai.

Mungkinkah seorang da’i mengajak orang lain untuk kembali kepada ajaran-ajaran Islam tanpa memberikan kasih sayang kepadanya?

Perilaku dan keteladanan seorang da’i yang ikhlas akan mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada tulisan dan ceramah. Ibarat remote control yang dapat digunakan untuk memindahkan acara TV dari jarak yang jauh tanpa harus memakai kabel, begitu juga dengan seorang da’i yang ikhlas dan penuh kasih sayang. la tidak akan kesulitan memasukkan apa yang ada dalam hatinya ke dalam hati orang lain.

No comments:

Post a Comment